Berada di jarak terdekat tapi hanya bisa memandang dalam diam
Melihat segala tingkah lakumu membuatku ingin mendekatimu
Tempatmu terlalu tinggi dibanding kastaku
Walau begitu, teriakanmu begitu ramah terdengar olehku
Sapaku yang tak berani untuk kau dengar, menaruh harapan dalam setiap katanya
Bisakah kau mendengarku? Bisakah kau melirik sedikit padaku?
Aku ada di lembar pembuka halamanmu
Sampai saat ini, sejauh waktu berjalan
Ragamu hilang bersama jiwamu
Kini kau tak terlihat, namun mengikat kepingan kenang
Yang berbaur dengan butiran penyesalan
Andai,
andai,
dan andai
Dan memandangmu menjadi langkahku untuk mendekatimu
Mungkin, aku akan sedikit lega untuk melepasmu dengan dunia yang baru
Maka desiran darah yang mengalir adalah harapanku
Untukmu dariku yang pernah menjadi pengagum rahasiamu
Bagai siput di dalam cangkang
Aku ada dalam bagian duniamu
Sebutan fana terukir jelas dalam hati
Aku mampu untuk memecahkan cangkangku hingga sapaku mampu membongkar rasa takut
Jika nuansamu adalah teluk relungku
Sedihnya doi gak peka. Keren kak puisinya nyampek ke hati huhuhuhu
BalasHapus